Masijid megah!

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy .....

Masjid Alharom

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever ...

Ka'bah

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever...

Masjid Sultan-omar-ali

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever ...

FEATURED VIDEO

Al-Qasidah

Wahai sumber mata air pengetahuan dan rahmat Ilahi,
Semua makhluk bagai yang haus menjurus kepadamu.

Wahai samudra rahmat dan karunia tak berhingga,
Umat melurukmu berbekal wadah piala kosong.

Wahai mentari kerajaan keindahan dan rahmat,
Engkau telah mencerahkan wajah gurun dan kota.
Sebuah bangsa mendapat kehormatan memilikimu
Dan yang lain mendengar rembulan yang telah memukau diriku.


Berurai air mata mereka mengenang keindahan dikau,
Kepedihan perpisahan merenggut kalbu.

Hati-hati yang berdetak liar,
Dan air mata yang mengalir deras.

Wahai engkau yang bercahaya laiknya mentari dan rembulan,
Telah mencerahkan keseharian dengan nurmu.

Wahai bulan purnama, tanda dari Tuhan kami yang Pengasih,
Wahai pembimbing yang paling terbimbing dan yang paling perkasa.

Wajahmu cemerlang memukau mata,
Fitrat termulia di antara fitrat manusia.

Ia wujud pemurah, pengasih, pencinta ketakwaan,
Pengasih dan yang mengungguli para pemuda.

Kesempurnaan dan kecantikannya mengungguli semua makhluk,
Dalam keagungan dan dalam keramahannya.

Tak diragukan, Muhammad adalah makhluk terbaik,
Ia adalah yang terbaik dan penghulu pilihan.

Semua kesempurnaan mewujud dalam dirinya,
Karunia tiap zaman memuncak dalam wujudnya.

Allah saksiku bahwa Muhammad adalah khalifah-Nya,
Hanya melalui ia semata akan dicapai hadirat Ilahiah.

Ia adalah kebanggaan setiap orang saleh dan suci,
Bala tentara keruhanian menyanjung dirinya.

Ia lebih luhur dari mereka yang pernah mendekat kepada Allah,
Karena kriteria keluhuran adalah fitrat, bukannya masa.

Gerimis halus sering mengisyaratkan hujan,
Namun ada perbedaan besar di antara keduanya.

Hanya ia pemanah yang tak pernah meleset sasaran,
Ia itulah pemanah utama yang panahnya membunuh Syaitan.

Ia mirip dengan taman surgawi, aku melihat buahnya,
Yang rangkaiannya telah diturunkan ke kalbuku.

Ia adalah samudra kebenaran dan bimbingan,
Penuh pesona laiknya mutiara.

Sesungguhnya Isa telah wafat namun Nabi kami tetap hidup,
Tuhan saksiku bahwa aku telah bertemu wujudnya.

Sumpahku demi Allah, aku telah menyaksikan wujudnya yang cantik,
Dengan mata kepala sendiri kala duduk di rumahku.

Nabi Suci kami tetap hidup dan aku saksinya,
Ku dapat karunia bernas berbicara dengannya.

Ku dapat kehormatan melihat wujudnya di masa mudaku,
Ia memberkatiku dengan kehadirannya dalam keadaan terjaga.

Sesungguhnya aku hidup kembali berkat rahmatnya,
Puji syukur kepada Allah, betapa ajaibnya, betapa agung hidup yang dikaruniakannya kepadaku.

Wahai Tuhan-ku, limpahkan berkat-Mu kepada Nabi Suci,
Selama-lamanya, di dunia dan di akhirat.

Wahai penghuluku, aku mengetuk pintumu laiknya orang teraniaya,
Karena umatku menyakiti diriku dengan menyebutku kafir.
Pandanglah aku dengan belas kasihan,
Wahai junjunganku, aku adalah hambamu yang paling hina.

Wahai kekasihku, jiwaku, indraku, kalbuku,
Seluruhnya penuh diresapi kasihmu.

Wahai taman kegembiraan, tak pernah sejenak pun
Waktu berlalu tanpa mengenangmu.

Kalbu yang dikempa kerinduan, tubuhku ingin terbang ke arahmu,
Kalau saja aku berkuasa melakukannya.

(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 590-594, London, 1984).